Jumat, 24 April 2009

Tuhan Tidak Harus Adil

Wah, tulisan saya sebelumnya (bisikan Sophan Sophiaan) menyisakan masalah, bukan pada masalah tema, tetapi pada redaksi ”untungnya Tuhan tidak harus adil”. Beberapa kawan tersinggung dengan kalimat saya itu, mereka mengatakan itu pelecehan ..

Maka perlu saya memberi penjelasan maksud saya tersebut, saya mengatakan Tuhan tidak harus adil dalam kapasitas saya sebagai hamba. Saya tidak berani menuntut Tuhan agar dia adil, sama sekali tidak berani, apa kapasitas seorang hamba menuntut ”Majikan”. Dalam relationship saya dan Tuhan, saya mendudukan Tuhan sebagai pemilik atas seluruh hidup, mati, dan apa saja dalam diri saya. Ada dan tidak ada nya saya terserah Tuhan. Jadi seandainya saya misalnya sudah melakukan sodaqoh, sholat dsb dan ternyata Tuhan memasukan saya ke Neraka, ya sudah ... apa saya protes dan bisa melakukan semacam ”class action” ke Tuhan? Misale Tuhan berkata ”kowe arep opo yen tak jeblos kan ke neraka?” ”Arep Opo kowe? Sakarepku toh ... wong aku Kuasa,” ”Aku tidak bisa di interpleasi oleh manusia”, apalagi semacam saya. ”Apalagi harus nurut atas perkataanmu yang mengharuskan Aku adil”

”Aku memberimu surga, memberimu kenikmatan itu bukan karena perbuatanmu dan bukan karena keharusan Ku sebagai Tuhan kepada mu tetapi karena Aku mencintai mu karena Aku sayang kepada mu bukan karena Aku diatur keharusan keharusan yang kamu sangkakan kepada KU, tidak ada kewajiban Tuhan, yang ada hanya Hak Tuhan.”

Jika kita menuntut Tuhan harus Adil, saya menjamin anda jarang yang selamat dengan keadilan Nya, silahkan hitung berapa hak anda yang pantas diajukan dalam ”timbangan keadilan”? Berapa kewajiban dari Tuhan yang tidak anda selesaikan, dan patut mendapat hukuman? Beranikah anda itungan itungan seperti itu? Wah saya terus terang tidak berani, saya berlindung dalam Rahman dan Rahim nya Tuhan, Saya tidak berani melakukan transaksi ”keadilan” dengan Tuhan karena pasti saya kalah dan tidak akan selamat.....

Kira kira begitu maksud saya dengan redaksi Tuhan tidak harus Adil ... maksud implisitnya adalah untuk menyadarkan diri saya bahwa saya adalah hamba yang tidak ada ”bargaining position” dihadapan Tuhan kecuali mengharap Kasih Sayang Nya.

Dalam timbangan PNS karena saya PNS, silahkan sebutkan keburukan kita selama 10 detik saja .. dan silahkan lakukan juga untuk kebaikan dalam tempo yang sama, beranikah anda PNS untuk itungan itungan secara adil??? Dan Apakah Tuhan sudah melakukan perhitungan keadilan kepada kita sebagai PNS? Yo opo rek dadine awake dhewe iki ...

Begitu juga untuk kawan kawan yang tidak sebagai PNS, misale sebagai pedagang, penjaga warnet, pemian sepak bola, dsb apakah berani melakukan perhitungan ”keadilan” dengan Tuhan?

Jadi sekali lagi Tuhan tidak harus adil, menurut saya ...
Yang tetap marah ya ndak papa .... saya tetap terima sebagai kawan. Dan itulah kedamaian ...

Tidak ada komentar: