Senin, 02 Februari 2009

Nurani

Andai saja ada seorang pelacur atau koruptor yang jelas jelas anda ketahui sepak terjangnya yang menurut akal pikiran anda tidak patut hidup ditengah masyarakat, tiba tiba saja entah bagaimana prosesnya jatuh tersungkur dalam keadaan sekarat dan meminta tolong kepada anda untuk sekedar minta minum demi nyawanya, dan di tangan anda terdapat dua botol aqua, kira kira apa yang akan anda lakukan?

Kemungkinan pertama anda akan “berfikir reflek” dan memberikan sebotol minuman yang ada ditangan anda kepada orang di dapan anda tersebut.

Kemungkinan kedua anda akan “menimbang-nimbang” bagaimana hukumnya? Bagaimana manfaatnya? Bagaimana efek atas pertolongan anda ke masyarakat dsb. Dan boleh jadi atas pertimbangan itu anda tidak memberikan minuman kepada orang tersebut.

Jika anda melakukan kemungkinan pertama, maka anda menurut saya telah melakukan “kefitrahan”. Anda telah didorong oleh sesuatu dalam diri anda yang secara independen dan “on line” melekat pada “berfikir reflek”.

Jika anda melakukan kemungkinan kedua, maka anda menurut saya telah melakukan sebuah integrasi fikiran kesadaran anda tentang apa yang ada di dalam benak anda (yang didalamnya berjubel definisi tentang kebaikan,kebenaran,agama,hukum,manfaat dsb, dsb)

Kata kawan saya, hati nurani menurut tata bahasa arab, merupakan isim tasniyah dari kata nur (cahaya). Jadi nurani anda memang terdiri dari dua dorongan putih dan hitam, sebagaimana isim tasniyah yang mengandung makna dua. Ketika anda tanpa ba bi bu menolong orang pada kasus yang saya sodorkan, boleh jadi yang keluar dari nurani anda adalah “cahaya putih”. Jika suatu saat anda pernah melakukan kesalahan fatal secara reflek yang kemudian anda bertanya dalam penyesalan, bagaimana mungkin saya bisa berbuat seperti itu? Dorongan setan kah yang menuntun, atau godaan iblis kah? Maka dengan logika berfikir kawan saya itu, saat itu nurani anda memancarkan “cahaya hitam”.

Jadi, bersukurlah atas apa yang telah anda lakukan yang ternyata menjadi sebuah kebaikan, dan mulai sekarang, pahamkanlah tentang Jihad Akbar yang dikatakan Nabi Muhammad setelah kemenangan Badar. Rumi berkata matilah kamu sebelum kematianmu menjelang.

Setelah anda membaca ini, segeralah membuka Quran dan bacalah Surat As syamsi 1-10 “Wa syamsi wa duhaha dst “

2 komentar:

Senoaji mengatakan...

cerah adem simpel dan berdaya k hati...

senoaji

awie mengatakan...

tukeran link yup,bagus bagus bagus