Selasa, 24 Februari 2009

Ponari, siapa yang musyrik?

Syahdan, ketika diteliti di laboratorium ternyata air “Ponari Sweat” dari Jombang tidak mengandung mineral yang unik, bahkan ada yang mengatakan tidak layak minum kecuali direbus, rata rata mengatakan sama seperti air biasa. Maka kemudian muncullah “fatwa” musyrik dari beberapa ulama tentang fenomena dukun cilik itu.

Andai saja Masaru Emoto peneliti dari Jepang tentang “kristal air” yang mengatakan bahwa air ternyata hidup, dan bisa membawa pesan bisa datang ke Jombang dan meneliti apakah air yang telah dicelupkan batu bledek nya Ponari membawa “pesan untuk menyembuhkan” mungkin para “dokter dan Ilmuwan juga ulama” akan sedikit tawadhu ke Ponari, atau setidaknya tidak “meremehkan” bahwa para pasien ponari adalah “sesat”, “irasional”.

Teman teman sekalian, Alloh Swt itu menyelenggarakan takdirnya dengan setidaknya dua metode; yang pertama melalui sebuah sistem sunnatulloh (keteraturan – hukum yang ajeg) dan yang kedua melalui ”cawe-cawe” langsung dari Alloh, dengan apa yang disebut Qudratulloh.

Sunnatulloh itu ketika kita misalnya sakit panas/demam kemudian kita minum obat parasetamol, dan dengan kandungan fungsi parasetamol, kita menjadi tidak demam. Sunnatulloh itu ketika kita dilahirkan harus dengan melalui proses pertemuan sperma dan ovum, lalu menjadi zygote dan seterusnya. Sunnatulloh itu adalah ketika takdir terjadi dengan mekanisme alamiah.

Tetapi saya mengingatkan kepada anda bahwa di atas sunnatulloh/hukum alam ada yang tidak terikat dengan hukum alam, yakni Sang pembuat Sunnatulloh. Dia tentu saja bisa menurunkan demam anda tanpa harus minum parasetamol, misalnya Dia memerintahkan kepada salah satu makhluknya “tahi ayam” untuk menjadi “sarana /wasilah” bagi sembuhnya demam anda. Maka ketika anda diolesi tahi ayam, Kun fa yakun anda sembuh. Mohon anda tidak kemudian mengatakan bahwa tahi ayam menyembuhkan demam. Juga Alloh berhak membuat manusia tanpa harus melalui proses pertemuan zygote dan sperma, misalnya proses ternjadinya Adam (jika anda percaya Adam adalah masterpiece manusia pertama). Nah itulah yang dinamakan Qudratulloh, Alloh seakan akan ingin menampakan Dirinya secara blak blakan, ingin Sok, ingin Unjuk Gigi agar Dia dihormati manusia.

Jadi, jika anda mengatakan bahwa fenomena Ponari adalah musyrik, maka saya katakan bahwa andalah yang musyrik, karena anda ternyata tidak mempercayai Qudratulloh, anda bukan penyembah Alloh, tetapi anda mandeg sebagai penyembah Sunnatulloh.

Eisntein, Stephen Hawking dan para ilmuwan tersohor yang telah berhasil menyibak ”password Sunnatulloh” tersipu malu ketika ternyata ada Sesuatu Yang Tidak Bekerja di dalam Mekanisme, dan Sesuatu itu Begitu Powerfull.

”wa Idza Maridhtu fa huwa Yasyfin” boleh ditambahi ”Laysa Ponari wa hijrotuh” yang terjemahan bebasnya kira kira -dan ketika aku sakit maka DIA lah yang menyembuhkan ku , bukan Ponari dan batunya

1 komentar:

michi mengatakan...

http://kpppratamakuningan.blogdns.net/blog/