Kamis, 21 Mei 2009

Mukasyafah

Dua orang laki-laki satu dari Indonesia dan satu dari Afganistan sedang berjalan jalan, kemudian mereka berpapasan dengan perempuan yang menggunakan penutup tubuh (hanya kelihatan mata saja). Seorang dari laki-laki tersebut “clingukan” terkesima, dalam hatinya berkecamuk pertanyaan: iku sopo? Belum selesai ketergangguannya lewat lagi perempuan serupa, dia bergumam “iki sopo neh?”, “podo mau ora?” setiap kali ada perempuan yang serupa lewat, dia memandangi dan terus membuat dia penasaran.
Kemudia ketika perjalanan diteruskan, saat berpapasan dengan wanita yang terbuka justru laki-laki yang satunya yang “terkesima” yang clingukan, hatinya berkecamuk, bergetar tanpa henti, “wah ayu ne rek!” belum sempat dia menelan ludah datang lagi perempuan yang lebih terbuka, “edan tenan, semledot!” terus setiap berpapasan lagi dia tambah jlalatan gemetar jantungnya, karena dia mengalami “gangguan”.
Kedua laki-laki itu saling berkata: “edan, ente kok ono cewek seksi ngono ora nglirik babar pisan!” lelaki menjawab: “lah bagiku itu udah biasa bung! Wong seandainya yang lewat tadi telanjang saja, aku tenang wae kok, hal hal begitu aku udah lulus/ wis khatam! Tidak lagi menarik bagiku dan tidak ada gangguan untukku keindahan yang engkau lihat itu, karena rasa ingin tahu ku sudah terjawab tuntas!”

Rasa ingin tahu menimbulkan ketertarikan, satu lelaki ingin tahu siapa perempuan dibalik penutup tubuh, lelaki lain ingin tahu “keindahan” yang belum/jarang dilihat.

Teman saya berkata: mengapa paha mulus perempuan menarik bagi laki-laki? Dia menjawab karena di tutup dan menimbulkan misteri (ketidakterungkapan)

Jadi , ketika aurat ditutup, itu menjadi indah, menimbulkan ketertarikan dan setelah terbuka engkau akan mencari ketertarikan yang lain dibalik itu yang belum terungkap, katakanlah aura.

Saya membodoh bodohi seorang kawan yang kawin lagi dengan wanita yang lebih jelek dari istri pertamanya, Dia berkata: Engkau belum lulus! Aurat tidak sama dengan aura. Saya bergumam sendiri dalam hati: ”wah ini gara gara banyak wanita yang memamerkan auratnya agar auranya memancar!”

Asu! Makin merasa peteng mripatku mencari cahaya.. kapan aku kasyaf (tercerahkan)

Trims Aura Kasih !

(aura khusus dalam tulilsan ini tidak menunjukan definisi)

Tidak ada komentar: